Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jangan Asal Pilih, Inilah 6 Kriteria Pria yang Layak untuk dijadikan Suami!

Memilih Pasangan yang Tepat, bukan Asal Cepat




Catatan Pena Aisyah -
Menikah bukanlah ajang perlombaan atau sekedar cepat-cepatan. Menikah bukanlah akhir dari sebuah pencapaian. Melainkan, awal dari sebuah perjalanan.

Sebelum menikah, tanyakan pada diri sendiri sudah pantaskah aku menikah dan membangun rumah tangga yang bahagia? Jangan hanya terbawa suasana, lihat kanan kiri sudah pada punya gandengan semua, terus ikut-ikutan ingin menikah juga.

Lantas kriteria calon suami pun tidak diperhatikan, apakah dia layak dijadikan imam atau tidak. Yang penting udah gak jomblo lagi, yang penting bisa merubah status dari single menjadi seorang istri.

Banyak pernikahan di luar sana yang hanya bertahan seumur jagung, memang semuanya tidak luput dari takdir Allah. Namun, jika dilihat dari beberapa peristiwa kebanyakan memang salah niat.

Menikah bukan karena Allah, menikah dijadikan tempat pelarian semata. Katanya sih, untuk mencari kebahagiaan. Padahal kebahagiaan itu diciptakan berdasarkan pola pikir kita sendiri. Bukan dicari. Alhasil, malah tambah runyam.

Dan salah satu penyebab retaknya rumah tangga adalah salah pilih pasangan. Tidak memperhatikan kriteria pria yang layak untuk dijadikan imam. Apalagi jika perasaan sudah berbicara, logika mana bisa dipercaya.

Inilah pentingnya menjaga hati sebelum adanya ikatan pernikahan, agar sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius pemikiran masih netral.

Berikut adalah 6 kriteria pria yang layak dijadikan suami:

Mempunyai Agama yang Baik


Agama adalah kriteria tertinggi yang harus dijadikan patokan. Jika agamanya baik, otomatis yang lainnya akan baik pula. Begitu juga sebaliknya, jika agamanya saja buruk yang lain juga ngikut.

Perhatian hubungan pria yang akan dipilih menjadi suami dengan Robb-Nya, bagaimana ibadahnya, bagaimana cara dia menjalankan kewajibannya sebagai seorang hamba, dan bagaimana pula dia menjaga diri dari segala hal yang dilarang dalam agama.

Karena pria pilihanmu itu nanti yang akan memimpin dalam rumah tangga, maka pilihlah imam yang benar-benar layak untuk diikuti.

Mempunyai Pemahaman Pada Al-Qur’an dan Hadist


Selain agamanya, pilihlah pria yang juga mempunyai pemahaman pada Al-Qur’an dan Hadist. Atau paling tidak mau belajar. Bukan semau sendiri dalam mengartikannya.

Dua hal ini merupakan acuan dalam beragama. Dan dua hal ini juga yang menjadi tuntunan sampai akhir zaman. Ketika mempunyai suami yang agamanya baik, pemahaman pada Al-Qur’an dan Hadist juga tepat maka in syaa Allah dunia dan akhirat akan selamat.

Mempunyai Kemampuan Finansial


Memilih pria yang mempunyai kemampuan dalam hal finansial juga tidak kalah pentingnya, karena selain kurang ilmu agama dan ilmu pernikahan, ekonomi adalah salah satu penyebab keributan dalam rumah tangga.

Rata-rata pertengkaran dipicu oleh kurangnya kemampuan suami untuk mencukupi kebutuhan di dalam rumah tangga. Modal nekat dan rasa cinta saja ternyata tidak cukup untuk menjalani biduk pernikahan.

Tidak mesti menikah dengan pria yang berpenghasilan fantastis atau berpangkat, tetapi paling tidak dia punya pekerjaan yang mampu menghasilkan dan membuat anak istri tidak kekurangan.

Kalau misalnya, menikah dengan pria yang menghidupi dirinya sendiri saja tidak mampu. Lantas bagaimana dia bisa menafkahi dirimu?

Memiliki Sifat Lemah Lembut


Kenali karakternya! Pria yang layak dijadikan suami adalah pria yang tegas, tetapi mempunyai sifat yang lemah lembut. Bukan kasar, tetapi lemah gemulai. Ingat, jangan kebalik!

Jangan sampai hanya karena lihat tampilan luarnya sudah oke, lupa menggali bagaimana karakternya. Manis di mulut memutar kata, malah membuat badan jadi cedera karena ternyata si pria suka main tangan alias KDRT. Duh, ngeri kali.

Selama masa penjajakan, perhatian benar-benar bagaimana cara dia berinteraksi dengan dirimu dan orang-orang di sekitarnya. Terutama cara dia memperlakukan ibunya. Apakah dengan penuh kelembutan atau dengan hardikan.

Jika itu terlalu sulit untuk untuk dilakukan, bisa juga mengorek informasi dari orang lain yang tau keseharian pria tersebut, bisa pula meminta orang yang dipercaya untuk melakukan pengalian informasi itu.

Ketika Dipandang Menyenangkan


Meski fisik atau tampilan tidak dijadikan kriteria utama. Namun, tetap harus dipertimbangkan. Bagaimana pun juga, suami atau pasangan kita adalah orang yang kita pilih untuk menemani kehidupan ini hingga akhir nanti.

Kalau melihatnya saja, tidak ada rasa senang atau penuh kebencian. Tentu akan terasa berat pula untuk melakukannya bakti sebagai seorang istri. Semua dilakukan dengan keterpaksaan, tidak suka rela dan rasa cinta. Berkurang pula kelezatan di dalam berumah tangga.

Jadi, menempatkan fisik sebagai salah satu kriteria sah-sah saja. Tidak harus tampan rupawan, bak pangeran dalam negeri dongeng. Ketika dipandang menyenangkan, itu sudah cukup.

Selevel, tidak Timpang Terlalu Jauh


Selevel atau sekufu dalam segala hal. Baik dalam segi agama, ekonomi, pendidikan, status sosial atau pun fisik, semua harus setara atau tidak timpang terlalu jauh bak langit dan bumi.

Jika ada ketimpangan yang fatal di pada pasangan, dikhawatirkan akan timbulnya rasa ketidak nyamanan antara suami dan istri. Sulit terjalin koneksi yang baik bagi keduanya, dikarenakan harus menyesuaikan diri satu sama lain.

Pilihlah pria yang benar-benar bisa menciptakan rasa nyaman saat berinteraksi, tidak ada kecanggungan yang berarti hanya dikarenakan perbedaan dalam segala sisi.

Tidak menimbulkan rasa minder yang berlebih karena merasa jauh di bawahnya, tidak pula membangkitkan kesombongan dalam diri karena merasa jauh lebih tinggi di atasnya. Harus selevel.

Catatan Pena Aisyah –
Jangan meraba dalam kegelapan, tanpa tahu kemana arah dan tujuan.

Sebelum memasang target yang tinggi untuk calon pasangan, hal yang harus dilakukan adalah ilmu sadar diri, lalu introspeksi diri, kemudian memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.

Teruslah belajar dan terus belajar untuk menjadi wanita yang berkualitas dan pantas mendapat gelar salihah di mata Allah. Jodoh, pasangan itu adalah bonus, karena yang paling penting itu adalah mendapatkan keridhaan dari sang Pencipta.

Saat sendiri kita ditempa dalam berbagai macam ujian, begitu pula saat menikah. Tidak ada yang luput dari itu semua. Persiapkan diri, persiapkan hati. Semoga siapa pun yang Allah pilihkan untuk menjadi suami kita adalah pria yang mampu membawa diri ini ke pintu surga. Aamiin, ya Mujib.

Post a Comment for "Jangan Asal Pilih, Inilah 6 Kriteria Pria yang Layak untuk dijadikan Suami!"