Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Mimpi Buruk, Takdir Milik Allah Episode 4

Novel Religi Penuh Motivasi Pelajar Kehidupan

Cahaya bulan yang terpancar terlihat lembut dan terkesan malu-malu. Nayra berada di sebuah taman yang dihiasi dekorasi bernuansa pink dan putih. 

Taman ini belum pernah dia datangi sebelumnya, lampu berwarna-warni menghiasi setiap sudutnya. Tanaman bunga yang tertata rapi menambah kesan sejuk dan asri. Gemericik air pancuran di tengah taman menambah suasana menyenangkan.

Malam ini ada acara besar yang digelar di Taman Kota, tamu undangan pun juga terlihat cantik dan tampan. Ada yang membawa pasangan dan ada juga yang sendirian. Termasuk Nayra, gadis itu datang sendirian tanpa teman apalagi pasangan.

Baju yang Nayra kenakan cukup indah, dress mini berwarna merah muda dihiasi pita besar di bagian tengahnya.

Di tambah sepasang sepatu balet warna senada membuat gadis belia itu terlihat cantik dan menggemaskan. Rambutnya yang biasa mengembang lebih rapi, dihiasi bando dengan bunga besar di sampingnya.

Nayra berjalan di antara tamu undangan menuju tempat jamuan dihidangkan. Dia mengambil sepiring makanan dan segelas sirup serta mencari tempat duduk yang nyaman.

Dari kejauhan Arga melambaikan tangan dan menghampiri Nayra. Remaja tanggung berkulit putih itu menggeser kursi dan duduk di sebelahnya.

“Hai, sendirian saja,” sapa Arga.

“Seperti yang terlihat.” Nayra mengangkat kedua bahu sambil tetap menikmati makanan.

“Ramai ya, acaranya. Tempat ini juga nyaman dan menyenangkan,” lanjut Arga, melayangkan tatapan ke arah tamu undangan yang ada di depan mereka.

“Makanan juga enak.” Nayra menambahkan.

“Ah, bisa saja kamu. Ke sini gak bawa pasangan, kemana kekasihnya?” Sambil memainkan alis pemuda itu menggoda Nayra.

“Kekasihku ada, kamu aja yang gak melihatnya.”

“Yang mana? Coba kenalkan sama aku,” pinta Arga, kepalanya bergerak ke segala arah mencari orang yang dimaksud Nayra.

“Gak usah dicari! Kayaknya penasaran banget, kepo yah. Aku gak punya kekasih alias jomblo. Gak masalah ‘kan.”

“Kirain sehabis tidur di toilet kamu dapat kekasih di sana, terus buat cerita dengan judul ‘Kekasihku Mahluk Halus’ ih ... serem banget, yah.” Arga teringat percakapan yang terjadi antara dia dan Nayra di toilet waktu itu.

“Kamu ini nyebelin banget jadi orang!” seru Nayra.

Arga hanya tertawa kecil. “Aku hanya bercanda, maaf, jika pertanyaanku kurang mengenakkan. Jangan galak-galak nanti cantiknya ilang. By the way, kamu gak mau nanya balik aku ke sini sama siapa?”

“Ngapain juga aku nanya, gak penting.”

“Soalnya aku ke sini sendirian dan tidak membawa pasangan jadi kita sama, jomblo.”

“Gak nanya!” Gadis itu berusaha menyembunyikan senyum geli mendengar penjelasan Arga. “Udah ... duduk yang jauh, jangan dekat-dekat!”

Arga menghela napas ringan, dia merasa heran mengapa sikap Nayra tidak bersahabat terhadap dirinya.

Tidak seperti siswi-siswi di sekolah yang bertingkah agresif jika bertemu dengan pemuda itu, Nayra justru kebalikkannya. Gadis itu seakan-akan membangun benteng yang tinggi terhadap siapa pun.

Melihat Arga diam, Nayra merasa bersalah dan kasihan. Dia bukanlah orang yang mempunyai hati keras. Hanya sikap orang-orang di sekelilingnya membuat gadis itu tidak suka berbasa-basi dalam bergaul.

“Ehm, maaf, yah. Mood bicaraku lagi tidak bersahabat.” Nayra menyunggingkan sebuah senyuman untuk membuat suasana mencair.

“Tidak mengapa, justru aku yang meminta maaf karena mengganggu selera makanmu.” Arga membalas senyuman Nayra.

“Oh, iya. Kok, bisa kamu tertidur di toilet?” tanya Arga.

“Aku itu bukan tidur, tetapi pingsan. Masak kamu tidak bisa membedakan yang mana tidur dan yang mana pingsan.”

“Iya, maksud aku gitu,” ralat Arga.

“Cindy dan teman-temannya mengunciku di toilet jadi aku gak bisa keluar. Terus aku bikin tangga dari ember air, pas mau naik dan keluar dari sana malah jatuh terpeleset,” jelas Nayra.

“Kamu terlalu kreatif dan patut dilestarikan.”

Nayra menggaruk kepala mendengar ucapan Arga. Mereka menikmati jamuan sambil bercerita banyak hal. Nayra diam-diam memperhatikan Arga yang malam itu sangat tampan dalam balutan setelan jas berwarna hitam. 

Rambut pemuda itu terlihat lebih klimis. Kacamata yang dia kenakan juga menambah kesan kharismatik di dirinya. Dari pakaian yang Arga kenakan, menandakan dia bukan orang sembarangan.

“Kamu terpesona sama ketampananku, yah,” ledek Arga mengagetkan Nayra.

Gadis itu tersentak dan buru-buru menarik anak matanya.

“Eng-enggak! Kamu terlalu pede, di sini banyak yang lebih tampan dari kamu. Coba lihat ke sana! Tuh, banyak ‘kan.” Nayra mencoba mengelak.

“Ngaku aja. Tidak apa-apa kalau memang bener dan tidak usah malu-malu mengakuinya karena aku memang tampan, tetapi kalau nanti jatuh cinta tanggung sendiri akibatnya.”

“Ihh ... males banget jatuh cinta sama orang narsis kayak kamu. Ogah!”

“Kalau jatuh cinta beneran gimana?”

“Hal itu tidak akan terjadi!”

“Eh, jangan salah. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, semua ada dalam genggaman tangan Allah begitu juga hatiku dan hatimu. Kalau misalkan bersatu jadinya hati kita, hahaha ...,” seloroh Arga. Nayra hanya pura-pura menggeram.

Seorang pria yang baru datang melambaikan tangan ke arah mereka, tetapi Nayra tidak mengenal pria itu. Arga membalas lambaian tangannya, rupanya itu adalah teman Arga. Pria yang baru datang itu seperti orang keturunan Arab.

Meski kulitnya tidak seputih kulit Arga, tetapi dia juga tampan dengan hidung mancung yang khas. Usianya juga terlihat lebih dewasa kira-kira tiga tahun di atas Arga. Keduanya asyik berbincang dan melupakan keberadaan Nayra di sana.

Duuuuar!

Suara dentuman keras itu membuat telinga menjadi sakit, suasana pesta berubah ricuh. Tamu undangan berlari ke sana kemari. Nayra yang sedang menikmati suasana pun merasa ikut panik. Arga dan temannya menghentikan obrolan mereka.

“Nayra, ikuti aku.” Arga menarik lengan Nayra.

Mereka berlari menuju pintu utama Taman Kota, gadis itu berusaha berlari kencang mengikuti kaki Arga. Karena suasana yang semakin tidak menentu dan berdesak-desakan, Nayra terhimpit oleh tamu lain, dadanya sesak dan dia sulit bernapas.

Melihat apa yang terjadi dengan Nayra teman Arga berinisiatif menggendong gadis itu, tetapi Arga lebih cepat melakukannya. Arga menarik Nayra kembali, sehingga terjadi adegan tarik-tarikan. Seorang wanita mendorong Nayra sangat keras.

Bruuuuuk!

Nayra jatuh bergulingan tangannya bergerak kesana kemari mencari pegangan. Tubuh gadis itu meluncur ke bawah dan menghantam sebuah benda.

#Bersambung.... 


Author: Aisyah Nantri 

Sumber Pict: Pixabay


Selamat membaca di catatan pena Aisyah dan semoga ada manfaat yang didapat

2 comments for "Mimpi Buruk, Takdir Milik Allah Episode 4"