Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Sering Merasa Kecewa? Berikut Cara Mengubah Luka Menjadi Bahagia

Kumpulan Tips dan Motivasi Kehidupan untuk Semua Usia

Pixabay

Hidup bahagia adalah pilihan, bukan akhir dari sebuah pencapaian. Semua orang berhak menikmati rasa bahagia, tanpa harus mencapai segala bentuk kemewahan. Karena pada dasarnya bahagia itu mudah dan bisa didapatkan dengan cara-cara sederhana.

Putus cinta atau pun merasa sakit karena perbuatan orang lain, sering kali menimbulkan luka yang mendalam. Meski ada yang beralasan seringnya mendapat luka, lantas merasa kecewa dan susah bahagia. Itu semua karena mereka belum tahu cara mengubah luka menjadi rasa bahagia. Sehingga menganggap luka sebagai penghalang.

Sahabat Canasyah, berikut cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengubah luka menjadi bahagia:

Mendekatkan Diri Kepada Allah Ta'ala


Setiap kesedihan dan rasa sakit yang menimpa kita, bukanlah tanpa alasan. Terkadang itu merupakan sebuah teguran, karena diri sudah jauh dari Allah Ta’ala. Tidak dapat dipungkiri, ketika tengah dilanda kebahagiaan membuat diri menjadi lupa dan lalai terhadap kewajiban.

Jadi, langkah pertama yang dilakukan saat merasa kecewa adalah mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Merenungi bahwa setiap kehidupan ini sudah menjadi takdir bagi semua hamba-Nya. Periksa apa yang menjadi penyebab diri menjadi terluka. Sebuah cobaan atau balasan bagi kita.

Bisa jadi itu adalah ujian untuk menambah keimanan yang ada di dalam dada. Mungkin pula sebagai teguran karena sudah memberi rasa sakit yang sama kepada orang lain. Tidak ada yang tahu alasan dari semua itu, termasuk dirimu sendiri.

Lihat juga di mana posisi engkau saat ini, berada dalam keta’atan atau lalai terhadap kewajiban. Minta pertolongan dan petunjuk agar hatimu menjadi lebih tenang. Sebuah hadiah tidak selalu dibarengi dengan rasa bahagia, kadang kala dibalut luka dan air mata. Allah Ta’ala hanya rindu suara rintihanmu mengadu kepada-Nya.

Hindari Penyebab Luka Itu Sendiri


Luka yang tercipta tidak mungkin tanpa ada penyebabnya. Setelah mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, langkah selanjutnya adalah menghindari penyebab luka itu sendiri. Menjauh dari segala sesuatu yang menggores hatimu. Baik dari sikap manusia atau dari dirimu. Ini adalah salah satu pelindung yang paling ampuh.

Jika luka tersebut berasal dari manusia, sebisa mungkin untuk tidak menjalin hubungan dengan mereka. Bukan berarti harus memutuskan tali silahturahmi. Melainkan, lebih berhati-hati dan berupaya memperkecil akses berkomunikasi pada sesuatu yang tidak perlu.

Ada pun, kalau luka yang engkau dapat berasal dari dirimu sendiri. Mulai sekarang rubah haluan. Perhatikan pola pikir mana yang membuat engkau terluka. Setelah ketemu penyebabnya, jangan lakukan lagi. Istilahnya, jangan sampai terjatuh pada lubang yang sama. Tidak ada yang tahu keadaanmu melebihi dirimu sendiri.

Lupakan Semua Rasa Kecewa


Rasa sakit karena luka, bagaikan sebuah paku yang menancap di permukaan kayu. Meskipun pakunya sudah dicabut, tetapi tetap saja meninggalkan bekas pada kayunya. Meski pun maaf sudah diterima, rasa sakit hati dan kecewa tentu saja masih tetap ada.

Kekecewaan yang pernah dirasa, apabila dibiarkan terlalu lama akan menjadi siksaan bagi pemiliknya. Bahagia akan sulit didapatkan karena terhalang oleh perasaan itu sendiri. Hati menolak untuk bahagia bukan karena bahagia itu tidak ada. Melainkan, tidak ada tempatnya. Sudah penuh oleh kekecewaan yang terlanjur bersemayam.

Maka langkah ke tiga adalah lupakan semua bentuk kekecewaan yang ada dalam dirimu. Belajar untuk menerima segala sesuatu yang sudah menimpa. Meski berat untuk memulai, perlahan akan menjadi ringan dan terbiasa. Isi pikiran dan hari-hari dengan hal positif.

Maafkan Diri Sendiri dan Orang Lain


Ikhlas itu mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Tidak banyak orang yang mampu melakukannya. Sangat jarang dan langka. Mungkin hanya satu berbanding seribu. Mulut bisa saja berucap ikhlas, tetapi hati tetap menyimpan rasa kecewa yang mendalam. Padahal, sumber bahagia itu pada dasarnya berasal dari hati yang bersih.

Jika sulit untuk memaafkan dan tidak ikhlas dengan apa yang terjadi, maka kebahagiaan akan sulit didapatkan. Belajarlah untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain. Semua tidak luput dari salah dan dosa, yang lalu biarlah berlalu.

Memupuk rasa benci dan dendam justru akan menjauhkan diri dari kebaikan. Lupakan dan maafkan, segala sesuatu yang membuatmu merasa terluka dan kecewa. Tetaplah menjadi pribadi yang menyenangkan bagi semua orang.

Bahagia Itu Diciptakan Oleh Diri Sendiri


Tidak perlu sibuk melihat kebahagiaan orang lain sebagai standar, karena tiap orang punya porsi yang berbeda dan tidak bisa disama ratakan. Bahagia itu bisa diciptakan oleh diri sendiri dengan cara menikmati setiap apa yang ada di dalam hidupmu. Jauhi perilaku suka mengeluh, serta menginginkan kehidupan orang lain.

Hati yang sudah dibersihkan oleh rasa kecewa. Sebaiknya dijaga agar tidak mudah tergores lagi. Anggap semua itu, hanyalah goresan kecil yang mudah sembuh hanya dengan cara diusap saja. Ciptakan rasa bahagia tanpa harus bersusah payah. Berkumpul dan berbagi cerita bersama orang-orang yang sedang berada dalam kesusahan, terkadang membuat diri menjadi lebih bersyukur. Membantu mereka juga bisa mendatangkan kebahagiaan.

“Bahagia itu mudah, asalkan engkau tahu caranya dan mau melakukannya.”


Sahabat Canasyah ....
Setiap rasa yang pernah singgah di hati kita, tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginan. Tidak ada satu pun manusia yang menyukai rasa sakit, dibandingkan sesuatu yang menyenangkan. Bahkan, di titik terendah pun, akan selalu menanti kapan kebahagiaan itu tiba.

Meski, sudah berusaha untuk membangun tembok yang kokoh di dalam diri. Namun, serangan dari luar itu akan tetap datang. Memporak porandakan pertahanan dengan penuh keganasan. Kita tidak bisa mengendalikan orang lain supaya bersikap baik kepada kita. Tidak bisa pula merubah karakter mereka sesuai apa yang kita mau.

Luka akan tetap tercipta. Rasa kecewa akan tetap ada. Siapa pun yang kita hadapi sudah pasti akan menemukan celah untuk menyakiti kita, karena memang tidak ada manusia yang sempurna. Biarlah, jangan memusingkan hal itu. Jangan pula memupuk rasa sakit di dalam hati.

Ingat! Kalau engkau terpuruk yang rugi dirimu sendiri, bukan orang lain. Sedangkan, tidak ada sumber kebahagiaan kecuali engkau ciptakan. Berlarut-larut dalam rasa sakit, meratapi luka tanpa berbuat apa-apa adalah sesuatu yang merugikan.

Bangkitlah! Kamu bisa memulainya dengan melakukan cara di atas. Minta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa untuk menguatkan kakimu dalam setiap langkah. Raih cinta-Nya melalui do’a tulus yang engkau panjatkan setiap kesempatan. Percayalah, engkau bisa dan engkau mampu melewati semua ini. Nikmati semua proses yang Allah Ta’ala berikan kepadamu dengan rasa syukur dan rasa sabar.


Author: Aisyah Nantri
Editor: Putri Dith

“Menulis adalah caraku bercerita kepada dunia.”

Selamat membaca di catatan pena Aisyah dan semoga ada manfaat yang didapat.

2 comments for "Sering Merasa Kecewa? Berikut Cara Mengubah Luka Menjadi Bahagia"