Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Lisan yang Terjaga, Adab Berbicara bagi Seorang Wanita

Lisan yang Terjaga, Jalan Menuju Surga





Catatan Pena Aisyah - Hendaknya seorang wanita memperhatikan apa yang akan dia ucapkan. Apakah membawa manfaat atau malah menimbulkan kemudharatan.

Sesungguhnya perkataan yang baik, akan membawa kebaikan bagi pemiliknya. Menimbulkan rasa ketenangan bagi siapa pun yang mendengarnya. Serta menjadi tabungan pahala di akhirat kelak.

Namun, kita juga tidak bisa menutup mata tentang berbahayanya lisan. Tidak sedikit perdebatan panjang berakhir dengan permusuhan hanya karena kurangnya penjagaan dalam berbicara. Ucapan-ucapan pedas nan tajam, lebih menyakitkan daripada ditusuk seribu pedang.

Menahan diri untuk berbicara sesuatu yang sia-sia adalah jalan terbaik. Perkataan kotor lagi kasar, dua jenis ucapan itu bisa menghilangkan kemuliaan dan tercorengnya akhlak seorang wanita.

Perbanyak berdzikir, mengingat Allah agar perasaan lebih tentram. Tidak terbawa emosi dan dan bisa menjaga kestabilan di dalam diri.

Perhatikan pula adab-adab ketika hendak berbicara.

Berbicara Baik Lagi Sopan


Ketika berbicara hendaknya mengucapkan kalimat-kalimat yang baik, tidak kasar, dan juga bersikap sopan. Hindarkan dari segala bentuk cacian yang bisa menyinggung perasaan pendengarnya.

Tumbuh di lingkungan toxic pun, bukan berarti harus ikut-ikutan toxic. Miliki pembatas diri dari pengaruh buruk dunia luar.

Kalimat yang baik bisa mengubah kemarahan menjadi rasa sayang. Sebaliknya kalimat yang kasar bisa memicu persahabatan menjadi sebuah pertengkaran.

Hati-hati dalam berucap. Jauhi perilaku mencela, mencaci, serta mengeluarkan suara dengan nada membentak pada orang lain.

Hiasi Ucapan dengan Kejujuran


Mengucapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan merupakan bentuk kebohongan yang nyata. Membiasakan diri dengan berbohong akan membuat perasaan tidak nyaman. Serta dinilai buruk oleh orang lain.

Menjunjung tinggi kejujuran akan memudahkan jalan bagi siapa pun yang memegang prinsip itu. Lebih dicintai sesama, serta menjadi pribadi yang amanah dan dapat dipercaya.

Sampaikan sesuatu tanpa ada yang dilebih-lebihkan atau dikurangi.

Perhatikan Siapa yang Menjadi Lawan Bicara


Lihat dan perhatikan siapa yang menjadi lawan berbicara. Biar gak salah konsep dan melenceng dari apa yang sedang dibicarakan.

Berbicaralah sesuai dengan pemahaman seseorang atau mereka yang menjadi lawan bicaramu. Tidak perlu memfasih-fasihkan ucapan untuk menunjukan kepintaran. Kalau tidak nyambung dengan apa yang dibicarakan, maka hal demikian tidak berguna sama sekali.

Ucapan sederhana juga akan terasa istimewa jika mampu diterima oleh yang mendengarkan.

Jauhi Perilaku Menyombongkan Diri


Sesungguhnya sikap dan perilaku menyombongkan diri hanya akan menyebabkan kebencian dan perselisihan. Maka jauhilah sikap seperti itu.

Tidak usah merasa paling lebih segalanya dibandingkan orang lain. Semua yang kita punya hanyalah titipan, baik keluarga, harta benda, kecerdasan maupun fisik yang indah. Pada waktunya, dari Allah akan kembali kepada Allah.

Saat jasad ditutup tanah, hanya ada kain kafan yang dipakai untuk membalut seluruh badan. Di hadapan Allah semua bentuk kejayaan di muka bumi tidak lagi berarti.

Tegas pada Lawan Jenis


Saat terpaksa berbicara dengan lawan jenis, hindari perkataan lembut lagi halus. Apalagi ditambah dengan suara mendayu-dayu nan manja.

Bersikaplah tegas.

Jangan sampai suaramu menjadi sumber dosamu. Kita tidak tahu penyakit hati apa yang ada dalam hati pria ketika merasa tergoda dengan suara yang dia dengar. Bisa saja membangkitkan syahwat mereka, sehingga timbul niat jahat secara tiba-tiba.

Tidak Berlebihan Memuji


Pujian yang berlebihan akan membuat penerimanya menjadi binasa. Jika dia tidak pandai menyikapi pujian maka timbul kesombongan, merasa puas dan malas untuk meningkatkan kualitas diri.

Sedangkan, efek dari kita yang sering memuji dikhawatirkan membawa kedustaan di dalam pujian. Belum tentu pula benar dengan fakta yang sebenarnya terjadi. Maka, jika demikian adanya timbul rasa kecewa di hati karena tidak sesuai realita.

Jauhi Segala Bentuk Perdebatan


Perdebatan hanya menimbulkan dua hal yang tidak ada kebaikan di dalamnya. Yang mendominasi akan menjadi sombong karena merasa menang. Dan yang terpojok akan menjadi lemah karena merasa kalah.

Jika saat berbicara ada yang membantah, sekiranya ucapan mereka benar ya dibenarkan. Sekira ucapan mereka dirasa tidak tepat, cukup sampaikan kebenaran, kemudian diam.

Di setiap perdebatan, tidak jarang menyulut emosi dikarenakan merasa dia yang paling benar. Di saat itu emosi sulit dikendalikan, sehingga menimbulkan dampak yang lebih besar yaitu perpecahan.

Catatan Pena Aisyah - Sahabat Aisyah, wanita cerdas lagi berakal bukanlah wanita yang mempunyai karir tertinggi di luar rumah, atau pun punya nilai akademik yang membuat semua orang berdecak kagum. Melainkan, seorang wanita yang bisa menjaga kemuliaan diri dengan adab dan akhlak yang indah.

Lihatlah dunia dengan hati yang bertakwa. Ambil yang diinginkan, tetapi jangan lupa tujuan kita hanya untuk akhirat semata.

Yuk, kita belajar dan terus belajar. Semakin kita sering belajar, maka semakin tahu pula kalau diri ini banyak kekurangan.

Niatkan apa yang kita pelajari dan kita lakukan sebagai bentuk ketaatan pada Allah. Semoga dipermudah dan diberi keberkahan. Aamiin ya, Mujib.

Post a Comment for "Lisan yang Terjaga, Adab Berbicara bagi Seorang Wanita"