Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Selain Kesiapan Mental, Menikah Juga Butuh Kesiapan Finansial

Resiko Menikah Muda tanpa Kesiapan Finansial

Sumber Picture : Pixabay

Catatan Pena Aisyah –
Sahabat Aisyah, sebelum menikah ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, salah satunya adalah kesiapan finansial calon pasangan.
Selain kesiapan mental, kesiapan finansial juga tidak kalah pentingnya. Karena ini akan membawa dampak besar pada kehidupan rumah tangga kelak.

Meski menikah muda memang dianjurkan. Namun, bukan berarti harus cepat-cepat dan bertindak gegabah. Jangan hanya modal cinta dan nekat saja, lantas mengabaikan beberapa hal penting dalam pernikahan.

Bukannya rumah tangga sakinah yang didapat, malah kehidupan yang rumit serta membuat pemikiran makin terasa sempit. Berpikir realistis bukan harus materialistis. Lakukan semua untuk antisipasi agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Tidak ada salahnya berdiskusi atau bertanya kepada calon pasangan, bagaimana bentuk tanggung jawab dia kepada keluarga atau upaya dia untuk memenuhi kebutuhan kalian ketika sudah menikah.

Jangan sampai, baru sebulan menikah. Bukannya mereguk manisnya bulan madu, malah pusing tujuh keliling karena sibuk memikirkan keuangan.

Selain itu, inilah beberapa resiko yang terjadi jika menikah tanpa memperhatikan kesiapan finansial:

1. Sering Cekcok Masalah Ekonomi


Setelah menikah tanggung jawab seorang wanita berpindah dari ayah ke suaminya. Di sini suami dituntut untuk memberi nafkah, baik nafkah lahir maupun nafkah batin pada istri. Jika seorang pria tidak punya penghasilan, untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja dia kesulitan, lantas bagaimana bisa dia memikul tanggung jawab yang lebih besar.

Maka yang terjadi adalah percekcokan antara suami dan istri karena masalah ekonomi. Ternyata, makan cinta saja tidak membuat perut menjadi kenyang. Segudang ilmu pranikah dan mental baja pun rupanya masih kurang.

Meski tidak sedikit yang berjuang bersama dari nol, tetapi tidak sedikit pula yang menyerah dan kandas di tengah jalan. Penulis sendiri, sering menjadi tempat curhat dari beberapa wanita yang sudah berumah tangga. Selain perbedaan sudut pandang, ekonomi juga sangat dominan sebagai pemicu perdebatan.

Banyak pasangan yang baru menikah, dari awal sudah sering bertengkar karena istri merasa kurang terhadap nafkah yang diberikan suami. Entah itu karena suami yang memang belum mampu memenuhi kebutuhan atau istri yang terlalu banyak keinginan.

2. Menjadi Beban Keluarga dan Orang Lain


Selain sering cekcok masalah ekonomi, resiko kedua yang terjadi yaitu menjadi beban keluarga dan orang lain.
Jika pasangan yang baru menikah mengalami kesulitan dalam hal ekonomi, sudah pasti orang-orang terdekat ikut kena imbasnya, terutama orang tua. Tidak mungkin mereka hanya diam saja melihat anaknya kesusahan.

Di sini kita sebagai anak yang harus sadar diri, masa’ sudah menikah masih membebani orang tua. Mending kalau hanya sebulan atau dua bukan, kalau udah bertahun-tahun apa gak malu dan merasa kasihan sama orang tua.

Bagi mereka yang kaya raya mungkin tidak masalah, menanggung kebutuhan rumah tangga anaknya yang sudah menikah, tapi bagi mereka yang memenuhi kebutuhan sehari-hari aja susah, apa tidak semakin susah.

3. Fokus terhadap Anak-anak akan Berkurang


Karena penghasilan belum ada, maka sudah pasti keuangan akan kocar-kacir. Alhasil banyak menghabiskan waktu untuk mencari cara memenuhi kebutuhan. Sudah pasti fokus terhadap anak akan berkurang dan seala kadarnya saja.

Anak-anak akan tumbuh dalam keadaan kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Dan hal ini akan berdampak pada kepribadian anak, jika dia dibesarkan dan dididik oleh sosok yang salah maka akan fatal akibatnya.

Pola pikir anak akan rusak karena lingkungan. Belum lagi pergaulan bebas karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Mereka tidak menemukan kenyamanan di dalam rumah dan akhirnya mencari kebahagiaan di luar sana dengan dalih mencari jati diri.

4. Rentan terhadap Perceraian


Beberapa sumber mengatakan, penyebab mereka bercerai karena sering cekcok dengan pasangan. Dan ini salah satunya diakibatkan oleh ekonomi yang kekurangan.

Jangankan untuk menabung dan memikirkan masa depan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun masih utang sana sini. Ditambah lagi pemikiran yang sama-sama belum matang. Akhirnya berpikir pendek menjadikan perpisahan sebagai jalan akhir.

Di sini belum mencukupi dalam hal finansial bukan berarti berujung perceraian, tetapi rentan dan sering terjadi perceraian. Keputusan tetap berada di pihak masing masing pasangan, masih berjalan saling berdampingan atau memilih perpisahan.

5. Merasa Tuhan Tidak Adil


Manusia hanya bisa berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan segalanya. Iya, memang benar kalimat tersebut. Akan tetapi, bukan berarti kita harus berpasrah diri. Mengambil langkah tanpa penuh pertimbangan.

Jangan mentang-mentang bersembunyi dengan kalimat tersebut, lantas menyalahkan Tuhan terhadap segala sesuatu yang terjadi.

“Aku sudah melakukan apa yang Tuhan perintahkan, tetapi kenapa aku malah diberikan jalan seperti ini.”

Sekelumit ucapan itu kerap kali keluar dari bibir mereka yang mengalami perceraian di usia muda.

Mereka menikah dengan dalih menghindari fitnah lawan jenis, tetapi sayangnya melangkah tanpa pertimbangan. Lalu ujung-ujungnya menyalahkan Tuhan tidak adil.

Catatan Pena Aisyah – Sahabat Aisyah, aku menulis ini bukan untuk menakut-nakuti mereka yang ingin menikah muda. Tidak sama sekali. Bahkan, menurutku menikah muda itu bagus, dan sangat dianjurkan demi menjaga diri dari fitnah lawan jenis.

Akan tetapi, perlu diingat! Jangan sampai keinginan menikah itu hanyalah keinginan menggebu-gebu yang tidak mau tahu sebab dan akibat. Terbayang indah-indahnya saja, lantas menutup mata dari kehidupan pernikahan yang sesungguhnya.

Menikah itu mulia, sendiri pun tidak terhina. Semua ada porsi dan waktunya masing-masing.

Bagi siapa pun yang masih sendiri, bersabarlah. Semua butuh proses. Ingat, buah yang jatuh sebelum matang, hasilnya tidak akan terlalu bagus. Begitu juga dengan pernikahan. Cepat atau lambat asal selamat dunia dan akhirat.

Bagi siapa pun yang berada dalam penantian, semoga lekas dipertemukan dengan sang pujaan yang Tuhan pilihkan. Aamiin ya, Mujib.






Post a Comment for "Selain Kesiapan Mental, Menikah Juga Butuh Kesiapan Finansial"