Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika Sudah Jodoh! Sejauh Apapun Pergi, Dia Pasti Akan Kembali

Kumpulan Tips Motivasi untuk Remaja dan Dewasa




Canasyah - Perjalanan hidup seseorang adalah sebuah misteri yang sulit untuk dipecahkan. Penuh lika-liku yang terkadang menyulitkan. Kalau saja tidak ada petunjuk dari-Nya, mungkin sebagian besar manusia tidak akan pernah kuat dalam menahan serangan badai yang menerpa.

Perjalanan hidup yang semula nampak seperti biasa. Ternyata Tuhan punya rencana di setiap langkah ke depan. Semua berjalan tanpa bisa dikendalikan. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus menerima itu semua.

Sama halnya dengan perasaan, siapa pun tidak akan sanggup menolak rasa yang datang. Memilih untuk jatuh cinta kepada siapa. Tidak ada yang bisa menduga dan menerka apa yang akan bersemayam di hatinya.

Bahkan, seorang wanita yang sedang memperbaiki diri pun, tidak luput dari rasa itu. Dalam diam ada perlawanan untuk mengusir perasaan yang belum seharusnya datang.

Sebuah pertemuan yang tidak bisa dihindari sudah terjadi, lama-lama rasa ini mulai tumbuh tanpa bisa dikendalikan. Siapa sangka hati yang selama ini dijaga akhirnya mulai goyah.

Seperti sebuah untaian kisah di bawah ini. Hal tersebut, mungkin bisa terjadi pada siapa saja tanpa terkecuali. Persiapkan diri untuk membangun benteng, karena semua itu bisa datang tanpa permisi.
Menikmati Penjagaan yang Allah Ta’ala Berikan

Bagaikan sebuah roller couster kehidupan, roda-rodanya yang terus bergerak membuat diri ini berada di titik yang membahagiakan. Bagaimana tidak? Di tengah hiruk pikuknya remaja berlomba untuk memperlihatkan semua bentuk kemolekkan tubuh, tetapi Allah Ta’ala malah memberi penjagaan terhadap diriku.

Hari demi hari aku lewati dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Semua terasa indah dan membawa ketenangan di dalam dada. Tidak sedikit pun ada keinginan untuk mengkhianati semua yang sudah Dia beri.

Hati dan mata yang terjaga membawa kenikmatan di dalam sanubari. Sebentuk harapan untuk menjadi hamba yang dicintai Allah Ta’ala merupakan cita-cita yang sangat ingin diwujudkan.

Semua kesenangan duniawi yang teman-teman sebaya pamerkan tidak membuat diri menjadi ingin merasakan. Tidak! Setiap detik berharga ini harus membuahkan pahala yang kelak akan mengantar diri ini ke pintu Surga.

Pertemuan Pertama Belum Berkesan


Semua sudah ada dalam skenario-Nya. Tanpa terduga Allah Ta’ala pertemukan aku dan dia dalam sebuah hubungan mu’amalah. Tidak ada yang istimewa, karena memang satu dengan yang lainnya berusaha untuk menjaga.

Suara yang tegas dan lantang, mata tidak ini belum melihat keindahan karena merasa lebih nikmat berada dalam penjagaan. Semua terasa biasa. Sama sekali tidak ada yang istimewa.

Bahkan, hati ini sebenarnya merasa risih untuk berlama-lama berhadapan dengan dia. Ingin secepat kilat menghilang dari pandangan mata. Seperti biasa, diri ini merasa tidak nyaman mengeluarkan suara di hadapan lawan jenis yang bukan mahram.

Hati Ini Mulai Terfitnah


Hari-hari berjalan seperi biasa. Aku terlalu percaya diri, merasa iman sudah bisa melawan godaan setan. Namun, ternyata aku kalah. Tidak ada yang bisa menjamin kalau tipuan halus iblis itu bisa membalikkan keadaan.

Tanpa terasa hati ini mulai terfitnah, sedikit demi sedikit mulai merasakan keindahan yang ada pada dirinya. Keindahan fisik membuat mata menjadi ternoda. Halusnya suara menjadikan telinga merasa tergoda.

Berawal dari pandangan mata dan tajamnya pendengaran, lalu setan menyusup masuk ke dalam diri. Mengganggu hati dan pikiran untuk terus memikirkan dia yang seharusnya belum boleh dipikirkan. Akhirnya terlena dan merasa itu adalah sebuah anugerah yang harus dinikmati.

Belum lagi dirinya yang seperti memberikan harapan, membuat diri semakin melayang-layang. Semakin indah dan menyenangkan.

Merasa Semakin Tersiksa


Semua yang dikira adalah sebuah kenikmatan, perlahan mulai menyiksa hati dan perasaan. Diri ingin mulai menginginkan, tetapi apalah daya! Dia yang diharapkan tidak kunjung memberi kepastian.

Merasa dilema ketika dihadapkan pada kenyataan seperti itu. Hati merasa semakin tersiksa. Belum lagi ada ketakutan-ketakutan membuat diri semakin berada di sebuah persimpangan.

Tentu saja maksiat dan keta’atan tidak akan pernah bersatu. Bagaimana mungkin sesuatu yang Allah Ta'ala benci dan yang Dia sukai akan dilakukan bersamaan. Pasti tidak akan pernah seiring jalan dan harus ada yang terkalahkan.

Ingin melangkah maju, cuma tidak ada keberanian. Tetap menunggu, dia pun tidak kunjung datang. Siapa pun pasti tersiksa berada di posisi seperti itu?

Menjauh Meski Menyakitkan


Pergulatan yang terjadi di dalam diri membawa hasil yang menyedihkan dan berat untuk dijalani. Dari pada terkatung-katung menunggu tanpa kepastian. Lebih baik menjauh meski itu menyakitkan.

Kepedihan yang dirasa adalah hal yang lumrah. Tidak ada yang salah dalam hal ini, anggap semua merupakan bentuk kasih sayang dari Sang Pencipta. Teguran halus-Nya membuat diri ini sadar kalau mencintai makhluk hanya akan membawa luka.

Bersyukurlah dan kembali untuk membangun benteng lebih kuat dalam penjagaan. Alangkah beruntung! Sakit ini hanya di hati dan fikiran, bukan robohnya keimanan.

Melepas untuk Mendapatkan


“Dia yang melepas akan mendapatkan dan dia yang menggenggam akan kehilangan.”


Untaian kalimat di atas adalah salah satu kutipan yang penulis ambil, dari novel Religi motivasi yang berjudul Takdir Pilihan Allah karya Aisyah Nantri.

Terdengar sederhana, tetapi sarat akan makna. Dalam artian lain, biarkan saja dia yang engkau cintai itu pergi. Lepaskan dan bebaskan, baik itu dirinya mau pun pikiran tentang dia.

Terlalu menginginkan dirinya hanya akan membuat diri semakin kehilangan. Kalau dia memang ingin menetap, tanpa dipaksa pun dia akan tetap tinggal. Begitu juga sebaliknya, meski dilepas dan dibiarkan pergi. Jika memang engkau adalah takdir yang Allah Ta'ala gariskan, dia akan kembali.

Lepaskan dirinya, lepaskan fisiknya! Serta hapuskan pikiran tentang dia yang selama ini menyiksa.

Melepas dengan cara seperti itu justru membawa diri kembali dalam penjagaan. Dapatkan dia dengan cara yang elegan dan Alah Ta’ala benarkan. Minta kepada sang punya kuasa membolak-balikkan hati manusia.

Takdir Allah Ta’ala Membuat Dia kembali


Meski jarak dan waktu memisahkan, kalau Allah Ta’ala berkehendak untuk menyatukan, tidak ada yang bisa menghentikan itu semua. Kepedihan yang selama ini menyiksa akan terbayar dengan kebahagiaan yang tiada tara, karena bersanding dengan pria yang dicintai adalah impian setiap wanita.

Jadi, tidak ada yang dirisaukan. Jika sudah jodoh, sejauh apa pun pergi! Dia pasti kembali. Allah Ta’ala punya kuasa dan punya rahasia atas semua itu. Kita tidak perlu mempertanyakan bagaimana cara-Nya bekerja. Tugas kita adalah memperbaiki diri dan menjadi hamba yang ta’at.

Entah jodoh atau kematian yang terlebih dulu datang, pastikan diri dalam keadaan siap.

"Biarkan saja dia pergi, kalau kedatangannya hanya akan mengotori hati. Jika memang ditakdirkan berjodoh, dia pasti akan kembali.”


Author: Aisyah Nantri

Selamat membaca di catatan pena Aisyah dan semoga ada manfaat yang didapat.

2 comments for "Jika Sudah Jodoh! Sejauh Apapun Pergi, Dia Pasti Akan Kembali "

  1. Trima kasih mba aisyahnantri atas karya penanya,membuatsya smakin mendekatkan dri pd sang pencipta

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Kak
      Selamat membaca di catatan pena Aisyah dan semoga ada manfaat yang didapat.

      Delete