Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Apapun Ujian yang Datang, tidak Semuanya Harus dipublikasikan

Untukmu yang Sedang diuji




Semua orang tidak luput dari yang namanya ujian, bukan hanya kamu, maka bersabarlah. Seberat apapun beban yang kamu pikul, sesulit apapun jalan yang kamu tempuh. Jangan pernah menyerah.

Allah tidak akan menguji seseorang melewati batas kemampuannya. Allah tidak akan memberatkan seseorang dengan kesulitan tanpa adanya kemudahan. Dan Allah tidak akan memberikan masalah tanpa ada solusi di dalamnya.

Jangan berkata kalau beban hidupmu berat, karena Allah selalu punya cara untuk menolong hamba-Nya yang meminta pertolongan. Kamu milik Allah dan segala sesuatu yang terjadi atas izin Allah, sudah pasti hanya Allah yang mampu menolongmu.

Allah ingin melihat kamu berjuang. Allah ingin melihat kamu bersandar hanya kepada-Nya.

Bukan menyerah.

Jaga Privasi di Sosial Media


Jangan menceritakan ujian yang kita hadapi ke sembarang orang, terlebih mempublikasikannya di dunia maya. Jika memang ingin bercerita, maka pilihlah orang-orang yang bisa dipercaya.

Keluhan-keluhan yang kita sampaikan kepada manusia, kerap kali hanya mengundang rasa penasaran. Mereka bertanya seolah bersimpati, tetapi pada dasarnya lebih banyak yang tidak peduli.

Jika ingin menulis, tulislah hal-hal yang baik. Penuhi beranda kita dengan sesuatu yang menginspirasi, sebarkan ilmu pengetahuan, sehingga walaupun kita sudah tiada, pahalanya tetap mengalir sebagai amal jariyah.

Aneka Macam Ujian dan Perjuangan


Ujian itu bukan tentang kapan selesainya, tetapi bagaimana cara kita berjuang untuk melewati fase demi fase di depan sana, karena selama nafas ini masih terus berhembus, maka ujian demi ujian akan terus Allah berikan.

Ada yang diuji dengan kefakiran yang membuat dirinya mengencangkan ikat pinggang demi menahan lapar. Jangankan menyantap hidangan lezat di restoran mewah, ada nasi yang bisa dimakan pun rasanya sudah alhamdulilah. Namun, dia bersyukur, menahan diri dari mengeluh dan menghindar dari perbuatan meminta-minta kepada manusia.

Ada yang diuji dengan sakit di badan yang membuatnya hanya bisa berbaring di tempat tidur. Selera makan dicabut, rasa di badan tidak karuan, serta mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi sebuah kesembuhan. Namun, dia bersabar, menganggap rasa sakit yang Allah timpakan sebagai penggugur dosa bagi dirinya.

Ada yang diuji dengan kesedihan yang mendalam, merasakan luka karena disakiti oleh orang-orang yang dzalim dan tidak bisa melawan. Namun, dia berdoa dalam diam dan hanya mengadukan segala kesusahan dan kesedihan yang dia rasakan hanya kepada Allah.

Ada yang diuji dengan tanggung jawab sebagai pemikul beban di dalam keluarga. Selalu dijadikan tempat untuk menampung segala keluh kesah, sedangkan dirinya juga banyak masalah. Namun, dia terus berjuang dan berusaha agar semuanya terlihat baik-baik saja.

Jatuh dan Bangun adalah Bagian dari Perjalanan




Dunia bukan tempat pulang. Melainkan, tempat singgah sebelum kita kembali ke kampung halaman sesungguhnya.

Roda-roda kehidupan yang terus berputar membuat kita kadang berada di atas, kadang pula berada di bawah. Kadang merasa susah, kadang pula merasa bahagia. Namun, yang paling penting bisakah kita bangun lagi setelah terjatuh? Atau jangan-jangan mental kita hancur berantakan karena apa yang terjadi tidak sesuai harapan?

Sabar, tabah, dan teruslah berjuang. Tidak ada manusia yang dibiarkan hidup tanpa adanya ujian. Biarkan malam-malam panjang menjadi telinga, mendengar kita mengeluarkan tangisan. Dan biarkan siang yang terang menjadi mata, melihat kita tak lepas dari senyuman.

Masa lalu sudah berlalu, masa depan masih bisa diperjuangkan. Jatuh bangun dalam kehidupan itu hal biasa karena akan membuat diri kita kuat di kemudian hari.

Ketika Diuji, Apa yang Harus Aku Lakukan?




Ada banyak hal yang cukup dipendam tanpa harus diceritakan, salah satunya adalah ujian yang tengah kita hadapi.

Mungkin kita ingin didengarkan, kita ingin dimengerti, kita ingin dicarikan solusi. Namun, bukan kewajiban mereka untuk melakukan apa yang kita inginkan.

Berpikirlah dengan Tenang


Apa yang menjadi takdir kita, tidak akan menjadi takdir orang lain. Baik itu berupa anugerah ataupun ujian. Dan saat kita meyakini kalau ketetapan Allah adalah yang terbaik, maka pikiran kita akan menjadi lebih tenang.

Sedalam apapun gunung pasti ada puncaknya, seberat apapun ujian pasti ada jalan keluarnya.

Muhasabah Diri


Mungkin dosa-dosa yang kita lakukan terlalu banyak, sehingga butuh kita istighfari. Mungkin juga nikmat yang Allah berikan selalu kita anggap kurang, sehingga butuh kita syukuri.

Kita perlu introspeksi mengapa Allah memberikan kita ujian dengan cara seperti itu, bisa jadi ujian tersebut adalah teguran atau juga cara Allah agar kita kembali kepada-Nya.

Sabar dan Ikhlas


Hati yang lapang tidak akan menganggap ujian sebagai suatu beban, tetapi menerimanya dengan penuh keikhlasan. Mengeluh tidak akan membuat masalah selesai, berkoar tidak akan membuat masalah menjadi berkurang. Bersabarlah, karena mudah bagi Allah membalikkan suatu keadaan.

Peluk Diri Sendiri


Berjuang memang tidak mudah, tetapi bukan berarti kita tidak bisa. Saat kita terjatuh dan butuh pelukan, orang yang harus kita cari adalah diri kita sendiri.

Ucapkan kata-kata penyemangat agar kita semakin kuat. Ajak diri kita berbicara, perlakuan dengan kasih sayang, dan peluklah sebagaimana kita ingin dipeluk.

Terus Melangitkan Do’a


Curhat yang paling aman sekaligus mendapat solusinya adalah curhat kepada Allah. Bukan hanya itu, kapan saja kita ingin curhat dan meminta pertolongan, Allah tidak pernah menolak.

Berjuanglah dengan do’a, karena do’a merupakan senjatanya orang beriman. Yakini, dan istiqomah.

Kita Punya Harapan, Allah Punya Kehendak




“Seandainya...”

Kata seandainya tidak boleh keluar dari bibir seorang muslim dan muslimah dengan tujuan untuk menyesali suatu kejadian.

Tetapi, ucapkanlah ...

“Qadarallah wa maa sya’ fa’ala.”

(Allah telah menakdirkan dan apa yang Dia kehendaki Dia perbuat)

Sehebat apapun kita merencanakan sesuatu, tidak akan bisa mengalahkan takdir-Nya Allah. Kita berhasil, kita sukses, kita mendapatkan berbagai macam anugerah bukan karena kita hebat. Melainkan, Allah yang mengizinkan itu terjadi. Begitu pula ketika kita diberikan ujian berupa musibah, Allah juga yang berkuasa.

Ringankan hati dan lisan kita untuk mengucapkan,

“Ya Allah, aku milik-Mu dan aku terima semua takdir-Mu.”

Seterpuruk apapun kondisi yang kita alami, jika kita berkeyakinan itu adalah takdir terbaik yang harus kita jalani. Maka, tidak akan ada kata menyerah.

📌Ilustrasi : Pixabay

Post a Comment for "Apapun Ujian yang Datang, tidak Semuanya Harus dipublikasikan"