Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Ketika Pernikahan dilanda Perselisihan, Inilah Adab-adab Bertengkar dengan Pasangan!

Adab-adab Ketika Bertengkar dengan Pasangan





Catatan Pena Aisyah – Pertengkaran antara pasangan suami istri adalah hal yang biasa di dalam rumah tangga. Terkadang yang menjadi pemicunya bukanlah hal besar. Melainkan, hal kecil yang bertumpuk dan tidak dikomunikasikan dengan baik.

Seperti yang kita tahu, saat sedang bertengkar, terpancing emosi, banyak pasangan yang tidak sadar telah melewati batasan-batasan di dalam rumah tangga.

Akibatnya, hal tersebut justru membuat permasalahan antar pasangan menjadi semakin meruncing.

Bukannya mendapatkan solusi, malah akan semakin menjadi-jadi dan melebar kemana-mana.

Sahabat Aisyah tahu gak? Ternyata saat bertengkar pun ada adabnya loh. Dan itu berguna banget untuk meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi di dalam hubungan.

Yuk, kita simak!

1. Jangan Bertengkar di Depan Umum


Ketika sedang ada perselisihan dengan pasangan, usahakan untuk tidak bertengkar di depan umum.

Namanya orang lagi bertengkar, tersulut emosi, tidak bisa mengendalikan diri. Terkadang, ucapan, tindakan, dan semua yang terekpresi berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.

Alasan lainnya, jika pertengkaran di lakukan di depan umum, tentu saja akan menjadi tontonan orang luar. Apa gak malu?

Sedangkan, kita tahu sesuatu yang buruk itu lebih cepat menyebar daripada kebaikan. Kehormatan istri, kewibawaan suami bisa runtuh karena dipertontonkan melalui pertengkaran.

Biarlah pahit manis kehidupan rumah tangga cukup hanya terlihat di dalam rumah. Jangan sampai keluar pintu pagar atau pun menjadi bahan ghibahan khalayak ramai.

2. Kasih Waktu Pasangan untuk Menenangkan Diri


Ya, ada baiknya memberi waktu pada pasangan untuk menenangkan diri. Menjeda komunikasi sejenak sampai benar-benar memahami apa yang menjadi pemicu pertengkaran.

Jika masih berambisi untuk memenangkan pertengkaran, maka emosi sesaat bisa menimbulkan kehancuran bagi sebuah hubungan.

Banyak pasangan yang menyesal hanya karena terbawa perasaan, terburu-buru mengambil keputusan di saat sedang berada dalam arena pertengkaran.

Misal, memutuskan berpisah karena merasa tidak ada titik terang. Padahal itu bukanlah solusi yang tepat untuk masalah yang masih bisa dimaafkan. Itu semua karena tidak ada waktu untuk menenangkan diri, semuanya terasa buntu dan hanya itulah satu-satunya jalan yang harus dipilih.

Pentingnya menjeda, memberi ruang waktu bagi diri sendiri dan pasangan, salah satunya sebagai tempat untuk introspeksi diri.

3. Usahakan tidak Mengadu ke Orang Tua


Ini penting banget diperhatikan bagi seorang istri, agar bisa menjaga harga diri seorang suami di mata keluarga, terutama orang tua.

Sehebat apa pun pertengkaran, usahakan untuk tidak Mengadu ke orang tua. Karena dampaknya besar sekali bagi kelangsungan rumah tangga selanjutnya. Kecuali, kalau memang tidak ada titik temu lagi.

Tapi, semisal hanya pertengkaran kecil yang bertengkar pagi, malamnya udah baikan lagi. Mending disimpan rapat bagi kalian dan pasangan saja.

Kalau belum apa-apa udah ngadu ke orang tua, ada masalah sedikit orang tua langsung turun tangan. Lalu, kapan dewasanya?

Malu atuh.

Jangan seperti anak TK yang tidak bisa lepas dari campur tangan orang tua. Beruntung kalau punya orang tua yang bijak, mereka memberi nasihat yang bisa membawa kebaikan di dalam rumah tangga.

Gimana kalau sebaliknya?

Bumbu-bumbu dari orang tua seringkali malah membuat rumah tangga anaknya hancur berantakan.

4. Hindari Mengeluarkan Kata Kasar


Kelemahan kaum Hawa, nih. Lisannya tidak bisa dikontrol, terlebih jika sedang adu mulut dalam pertengkaran. Tidak seperti pria yang kebanyakan diam, wanita malah kebalikannya.

Sahabat Aisyah, jangan sampai deh mengeluarkan kata-kata kasar di saat bertengkar dengan pasangan. Apalagi mencaci maki dan mengeluarkan ucapan buruk tentang keluarganya.

Harga diri seorang pria bisa terluka hanya dengan kata-kata. Jika itu sudah terjadi maka akan terasa sulit untuk menyembuhkannya.

Sebisa mungkin tahan.

Lebih baik ungkapkan dengan tangisan kalau memang dirasa sudah tidak sanggup lagi menahan. Bahkan, air mata justru lebih manjur untuk melemahkan emosi seorang pria.

5. Jangan Curhat ke Lawan Jenis


Perlu digaris bawahi, ketika sedang bertengkar dengan pasangan jangan sekali-kali curhat kepada lawan jenis. Hal ini bisa memberikan dampak yang sangat tidak baik.

Salah satunya bisa membangkitkan rasa cemburu pada pasangan. Dan bisa juga membuat terjadinya perselingkuhan.

Jangan berikan celah bagi pihak ketiga untuk masuk ketika hubungan dengan pasangan sedang tidak baik-baik saja.

Kalau mau curhat usahakan curhat kepada orang-orang yang memang dapat dipercaya dan tidak mengambil keuntungan dari perselisihan itu.

Kalau Aisyah pribadi, ketika ada masalah biasanya curhat pada Ustazah yang paham dengan kondisi yang Aisyah hadapi. Dengan begitu Aisyah juga dapat solusi yang menenangkan hati.

6. Tahan Jari di Media Sosial


Saat bertengkar dengan pasangan jauhkan handphone dari jangkauan. Tahan diri untuk tidak membuka media sosial.

Kebiasaan buruk wanita zaman sekarang segala macam bentuk permasalahan di jadikan konsumsi publik di dunia maya.

Lagi makan update status, lagi jalan-jalan update status, lagi marah update status, lagi bahagia, update status.

Sehingga tidak punya lagi privasi karena semua disebar luaskan tanpa rasa malu. Urusan ranjang yang harusnya ditutup rapat-rapat pun, tak luput dibicarakan.

Kita harus bijaksana, tidak perlu mempublikasikan semua urusan pribadi, terlebih hubungan dengan suami.

Untuk mengantisipasi semua itu, ada baiknya tahan jari. Lebih baik hamparkan sajadah, berdo’a kepada Allah. Lepaskan semua keluh kesah, menangis jika memang diperlukan.

Setelah itu baru pikirkan langkah selanjutnya.

7. Bicarakan dengan Kepala Dingin


Kesalahpahaman yang terjadi bukan untuk didiamkan, tetapi tunggu waktu yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengan pasangan.

Saat emosi sudah reda, waktu untuk menenangkan diri sudah dirasa cukup, maka langkah yang tepat adalah mengkomunikasikan semuanya.

Tidak ada istilah adu gengsi dengan menunggu siapa yang lebih dulu mengajak bertegur sapa. Ingat ya, pernikahan bukan seperti hubungan dua remaja yang masih labil.

Masing-masing pasangan harus bersikap dewasa. Jangan malu untuk mengaku salah, jangan malu untuk meminta maaf dan saling memaafkan.

Keadaan yang sudah tenang biasanya menghasilkan keputusan yang lebih baik karena semua sudah dipikirkan dengan matang dan tidak tergesa-gesa.

Catatan Pena Aisyah – Sahabat Aisyah, pertengkaran di dalam pernikahan itu wajar, ya.

Semua pasangan pasti mengalaminya, entah itu hal besar atau pun hal kecil. Bahkan, segala sesuatu yang terlihat sepele pun bisa menjadi masalah untuk memicu pertengkaran.

Anggap saja semua itu adalah bumbu dalam pernikahan.

Itu mengapa sebabnya masing-masing pasangan harus berusaha menyatukan visi dan misi dalam pernikahan.

Permasalahan apa pun yang terjadi tetap utamakan adab dan akhlak yang mulia.

Jalani semua dengan rasa syukur karena diberi kesempatan untuk merasakan pahit manisnya berumah tangga. Di luar sana banyak jomblo-jomblo yang berharap untuk segera menikah.

Semoga biduk pernikahan pembaca catatan Pena Aisyah diberkahi semua. Aamiin ya Mujib.

Sumber picture : Pixabay

Post a Comment for "Ketika Pernikahan dilanda Perselisihan, Inilah Adab-adab Bertengkar dengan Pasangan!"