Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jadikan Cinta kepada Allah sebagai Landasan Utama untuk Menikah

Dari Hati ke Hati, Perhatikan Niat Sebelum Menikah




Sumber Picture : Pixabay

Catatan Pena Aisyah – Pernikahan berkah adalah pernikahan yang menjadikan cinta kepada Allah sebagai landasan utama. Bukan karena status single menjadi menikah, bukan pula karena biar ada yang memberi nafkah, apalagi hanya sekedar ikut-ikutan saja.

Terkadang karena hati rindu ingin menikah, banyak yang lupa apa tujuan pernikahan sebenarnya.

“Yang penting aku dan kamu menjadi kita, itu lebih dari segalanya.”

Celotehan dari sebagian wanita labil yang menggebu-gebu ingin membangun rumah tangga.

Memang tidak mudah menjalani hidup dalam kesendirian, ada tangan yang ingin digenggam, ada hati yang ingin disiram kasih sayang, ada rindu yang segera dicurahkan. Cuma, jangan sampai itu semua membuat keyakinan menjadi goyah.

Kita wanita yang punya iman harus teguh pendirian. Jalan hidup kita dengan hidup orang lain tentu saja berbeda. Mungkin sebagian besar teman sebaya sudah menikah. Bahkan, ada yang mempunyai anak satu, dua, bahkan tiga. Sedangkan diri, masih begini-begini saja. Dari tahun ke tahun belum ada sinyal kalau jodoh itu akan segera datang.

Namun, kita harus pandai menyikapi dan mengambil hikmah mengapa Allah belum segera memberikan jodoh itu. Tanyakan kepada diri sendiri, apa sudah pantas aku menjadi seorang istri? Jangan-jangan kapasitas kita masih kurang dan perlu belajar lagi.

Terhadap takdir Tuhan saja merasa tidak sabar, apalagi terhadap pasangan. Berarti memang kita belum pantas untuk terjun ke dunia pernikahan. Belum sepenuhnya menempatkan niat cinta kepada Allah sebagai landasan utama untuk menikah.

Tidak Ada Pernikahan Tanpa Ujian


Ibarat berlayar di tengah lautan lepas, sangat mustahil tanpa ada gelombang dan badai yang menerjang. Pernikahan pun sama, tidak mungkin tanpa ada ujian yang datang.

Bentuk ujian pun bermacam-macam, bisa dari pasangan yang tidak sejalan, keluarga yang menentang, ekonomi yang kekurangan, atau hal lainnya.

Meskipun sebelum menikah sudah diantisipasi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan kalau semua itu akan terjadi. Tinggal bagaimana cara kita menjalani, apa berkeluh kesah atau menerima dengan tangan terbuka.

Tidak perlu membandingkan, karena setiap perjalanan rumah tangga punya ujian yang berbeda. Mereka yang terlihat adem ayem bukan berarti tidak ada masalah. Begitu juga sebaliknya, mereka yang terlibat perdebatan, bukan berarti tidak ada kebahagiaan.

Hanya saja, tiap pasangan dalam rumah tangga punya cara sendiri untuk menyelesaikan, ada yang diselesaikan berdua, ada pula yang diumbar di media.

Kerjasama Antar Pasangan Sangat dibutuhkan


Pernikahan dibangun oleh dua orang yang dituntut saling bekerja sama, demi terwujudnya rumah tangga yang sakinah mawadah dan warahmah.

Ketika kita sudah memutuskan untuk menikah, artinya harus siap menjalani segala konsekuensinya. Hidup berdampingan dengan seseorang yang sudah kita pilih untuk menjadi pasangan. Menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dia punya. Berbagi setiap hal, baik suka mau pun duka.

Menikah juga menyatukan dua pikiran yang berbeda dan tentu saja itu bukanlah sesuatu yang mudah. Maka, sebelum menikah kita perlu mengenali seluk beluk calon pasangan. Tidak terburu-buru dan bukan modal nekat saja, karena pernikahan tidak semudah yang dibayangkan.

Saat badai pernikahan menerjang, kerjasama antar pasangan sangat dibutuhkan. Mencari sebab akibat, serta solusi untuk melewatinya. Punya pasangan yang sefrekuensi lebih gampang karena pemikiran sudah sejalan.

Jika karena Allah, Semua Terasa Mudah


Jika niat menikah hanya karena mengharap ridho Allah, dan menjadikan rumah tangga sebagai salah satu sarana untuk beribadah, maka semua ujian dalam pernikahan dapat dilalui dengan mudah. In syaa Allah.

Bersabar ketika menghadapi karakter pasangan, bersabar ketika kondisi kekurangan, bersabar ketika ada goncangan, serta menjadikan setiap ujian yang datang sebagai bentuk cinta Allah kepada hamba-Nya.

Keluhan tidak akan menyelesaikan masalah, justru membuat yang sulit semakin rumit. Apalagi menyalahkan pihak luar sebagai penyebab utama.

Ujian dalam pernikahan harus dilewati dengan penuh kesabaran. Curhatlah kepada sang pemilik kehidupan, hindari keluh kesah terhadap makhluk-Nya. Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur karena sudah diberi kesempatan menjalani sebuah pernikahan.

Ucapkan dengan hati penuh keikhlasan,

“Alhamdulilllah, semoga ini jalanku untuk meraih surga-Nya.”

In syaa Allah hati terasa lebih tenang dan lapang. Ujian yang selama ini dianggap beban, malah disambut dengan senyum kebahagian.

Pernikahan Berkah, Rumah Tangga Bahagia


Pernikahan yang berkah membawa kebahagiaan di dalam rumah tangga. Bagaikan seberkas cahaya terang di tengah kegelapan, sekuat apa pun badai menerjang, tidak akan mampu menggoyahkan biduk di tengah lautan.

Keberkahan dalam pernikahan tidak mesti berlimpah harta benda, popularitas atau pun hal duniawi lainnya. Melainkan, sebuah ketenangan dan rasa nyaman menjalani hari-hari di tengah pernikahan.

Banyak pasangan muda yang punya kenikmatan di mata orang lain, tetapi ternyata kehidupan mereka jauh dari rasa bahagia. Terkadang kehidupan mereka lebih rumit dari yang dibayangkan.

Misalnya ada pasangan yang punya kehidupan mewah, semua serba ada, pangkat, harta benda, kedudukan di tengah masyarakat, fisik yang nyaris sempurna, serta sederet kelebihan lainnya. Tiba-tiba terseret kasus obat-obatan terlarang dengan alasan ingin mencari ketenangan.

Lah, kalau dipikir-pikir ketenangan seperti apa lagi yang dicari?

Mau jalan-jalan, tinggal terbang ke mana saja mereka inginkan. Mau makan enak tinggal pesan. Mau hiburan atau pun beli ini beli itu tinggal tunjuk saja. Uang mereka nyaris tidak berseri.

Di luar sana ada lagi pasangan yang menjalani pernikahan dalam kesederhanaan. Setiap malam selalu ada waktu untuk keluarga, berbincang santai atau menikmati makan malam. Diselingi pula mengaji bersama. Akhir pekan selalu pergi ke majelis ilmu bersama keluarga tercinta.

Sepele, tetapi membawa keberkahan itulah pernikahan yang membawa bahagia.

Catatan Pena Aisyah – Sahabat Aisyah, jangan lupa, setiap apa yang kita kerjakan dan setiap apa yang kita niatkan, selalu jadikan Allah sebagai tujuan.

Baik itu bekerja, berkarya, menjadi jomblo bahagia atau pun ingin menikah.

Semua yang berlandaskan rasa cinta kepada Allah, akan meraih berkah dan berakhir bahagia. Tidak akan pernah rugi hidup ini jika berharap ridho-Nya saja.

Semoga aku, kamu, dan siapa pun yang membaca tulisan ini selalu dalam hidayah-Nya. Tetap mempertahankan iman dan Islam di tengah gempuran zaman. Aamiin ya, Mujib.

Post a Comment for "Jadikan Cinta kepada Allah sebagai Landasan Utama untuk Menikah"